TAPSEL, Globalnews21.id – Dalam rangka memperingati Hari Pohon se-Dunia dan rangkaian HUT ke-72 Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), sejumlah kader konservasi alam Tapsel mengadakan tatap muka dan berdiskusi bersama Bupati, Dolly Pasaribu, di Sopo Parorot, Desa Marancar Julu, Kecamatan Marancar, Selasa (22/11/2022).
Ketua Kader Konservasi Alam Tapsel, Anwar Harahap mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan atas inisiasi sejumlah kader konservasi, untuk bisa bertemu dan berdiskusi langsung dengan Bupati.
“Alhamdulillah, terima kasih kami ucapkan kepada Pak Bupati yang sudah datang menyempatkan waktunya untuk bisa bertatap muka dan berdiskusi secara langsung dengan kami, ini sebuah kebanggan bagi kami para kader konservasi,” ujar Anwar
Anwar menjelaskan, kader Konservasi Alam Kabupaten Tapsel adalah seseorang yang telah dididik dan dilatih, serta dikukuhkan sebagai seorang kader yang memiliki kesadaran, ilmu pengetahuan tentang konservasi alam, para kader, dengan suka rela bersedia menyampaikan pesan konservasi kepada masyarakat.
Kader Konservasi Alam ini berasal dari masyarakat desa yang bermukim yang tinggal berdekatan dengan kawasan konservasi yakni, Suaka Alam Lubuk Raya, Cagar Alam Sibual-buali, serta Cagar Alam Dolok Sipirok yang ada di Kabupaten Tapsel.
“Kami secara keseluruhan berjumlah 110 orang, berasal dari tiga kecamatan yaitu, Sipirok, Marancar, Batang Toru secara sah diakui negara, dan dikukuhkan sebagai kader konservasi,” ungkap Anwar.
Anwar mengatakan, mereka ingin menjadikan seluruh kader konservasi yang ada, menjadi sebuah lembaga yang legal, dan dapat bermitra dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan.
“kiranya, apa yang menjadi harapan kami ini, bisa direspon dan segera terealisasi,” ucap Anwar.
Anwar menjelaskan, kader konservasi ini sebagai ujung tombak untuk menjaga lingkungan dan hutan yang ada di masing-masing daerah mereka.
“Dengan kata lain, kami ini sebagai ‘Panjago Harangan’ (Penjaga Hutan). Untuk menjaga dan melestarikannya,” kata Anwar.
Sementara, Bupati menyampaikan, bahwa visi Pemkab Tapsel adalah, Tapsel yang maju, dasarnya adalah penggunaan sumber daya alam yang produktif dan lestari, tidak banyak daerah yang menempatkan dasar pembangunannya dengan hal itu.
“Bagaimana kita memanfaatkan sumber daya alam yang produktif, tentunya kita harus tetap memperhitungkan kondisi hijau kita di Tapanuli Selatan, tidak kita izinkan pihak manapun yaitu investor untuk seenaknya merusak alam kita ini,” ungkap Dolly.
mereka para investor, jika sudah selesai melakukan investasinya di wilayah Tapsel ini, diminta agar mengembalikan kondisi alam dan hutan yang ada itu sudah ada perjanjiannya sejak kepala daerah sebelumnya.
Dolly mengatakan, dia sangat mendukung adanya kelompok masyarakat yang memiliki ideologi yang kuat untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan serta hutannya.
“yang seperti ini, harus mendapat dukungan yang kuat juga kompensasi, kami juga sedang mengusulkan bagaimana agar masyarakat bisa mengelola dan memanfaatkan hutan, tanpa melanggar aturan dengan program perhutanan sosial,” kata Dolly.
Dolly mengatakan, menjaga lingkungan agar bersih dan sehat, juga harus dilakukan, dimulai dari rumah dan lingkungan kita sendiri.
“Seperti penanganan sampah, mulailah dengan melakukan bersih -bersih jangan membuang sampah di sungai, belajarlah bagaimana mengelola sampah agar bisa menjadi nilai ekonomis. Seperti yang sudah dilakukan masyarakat di Desa Hutaginjang, Angkola Timur,” ucap Dolly.
Dolly menyampaikan, dia selalu menerima dan dapat bekerja sama dengan NGO, kelompok-kelompok dan masyarakat yang nyata peduli dengan hutan dan lingkungan.
“Tujuannya bagaimana agar hutan kita yang ada tetap terjaga, tetap lestari dan lingkungan kita juga menjadi bersih,” ujar Dolly.
Ketua Sarikat Hijau Indonesia (SHI) Sumatra Utara, Hendrawan Hasibuan, yang juga sebagai pembina dan pendamping Kader Konservasi Alam Tapanuli Selatan mengatakan, sebuah kebanggaan bisa menjadi kader konservasi yang secara sah diakui oleh negara.
“Semoga dengan kegiatan ini, setelah bertemu langsung dengan Pak Bupati Dolly Pasaribu, bisa menjadi pembuka untuk menjalin kerja sama antar kader konservasi dengan pemerintah dalam hal pelestarian alam di Tapanuli Selatan,” ungkap Hendrawan.
Hendrawan menyebut, sosok Bupati diyakini sebagai pemimpin yang konservatif, dilihat dari gaya hidupnya yang sehat, serta responsif terhadap hal yang bersinggungan dengan lingkungan dan hutan.
“Semoga dengan momen silaturahim ini, yang juga untuk memperingati hari pohon sedunia, juga rangkaian peringatan HUT ke-72 Tapanuli Selatan, kita bisa saling bersinergi untuk Tapanuli Selatan yang lebih baik ke depan.” Pungkas Hendrawan. (DIP)