Pematangsiantar,GlobalNews21.net – Kasatgas Korwil I Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, Maruli Tua Manurung kaget saat mengetahui hotel yang diinap di Kota Pematangsiantar tak menampilkan nilai pajak dalam nota pembayaran.Padahal hotel tersebut salah satu yang paling top di Kota Pematangsiantar.
Hal itu disampaikan Maruli saat melaksanakan rapat dengan Forkopimda Kota Pematangsiantar dengan tujuan koordinasi pencegahan dan pemberantasan korupsi, Jumat (8/4/2022) pagi.
“Untuk pembayaran pajaknya kami nggak tahu. Padahal di depan hotel tertulis di situ bahwa hotel ini menggunakan alat perekam pajak. Jadi nggak tahu ini apakah kwitansi hotelnya all in atau belum, mohon dicek ya,” ujar Maruli kepada Kepala Bappeda dan BPKAD Pematangsiantar.
Maruli menerangkan, bahwa pajak perhotelan dan restoran memiliki peran penting dan perlu dibenahi untuk masuk ke dalam sistem administrasi yang jelas.
Ia menyebut, bahwa pajak daerah adalah titipan masyarakat ke wajib pajak untuk diteruskan ke kas daerah.
Oleh sebab itu, mengingat pajak adalah uang rakyat yang dititipkan, tentu dibutuhkan pengawasan yang ketat.
“Makanya kita pastikan uang yang kita (rakyat) titipkan itu sampai. Jadi kita sedih juga kalau uang yang kita titipkan itu tidak sampai,” kata Maruli.
Baca Juga :
Ucapan Maruli itupun direspons baik oleh Plt Kepala BPKD dan Perwakilan Bappeda Pematangsiantar yang hadir dalam rapat kordinasi yang berlangsung di Gedung Serbaguna Pemko Pematangsiantar itu.
Plt Kepala BPKD Kota Pematangsiantar Masni tampak menerima masukkan dengan berdiri dan menganggukkan kepala.
Selain itu, Maruli juga berpesan kepada rombongan tim KPK untuk kembali melakukan cek and ricek apakah kerja penerimaan pajak perhotelan dan restoran Pemko Pematangsiantar dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku.
Ia juga menyebut agar alat perekam pajak yang dipasang di Hotel dan restoran agar terus dipantau aktivasinya.
“Mana tadi Pak Kepala Bappeda dan Pak Kabid Pajak Hotel Restoran dan Hiburan? Nah, bahwa bapak harus lebih tahu dengan alat rekam pajak. Bapak harus punya Dashboard sehingga bisa tahu (memantau) apakah alat rekam itu kadangkala mati sehingga bisa direspons cepat,” pungkas Maruli.(Red)